Pengembangan Senjata Penghancur Laser Inggris Tertunda Karena Protes Pihak Industri

Pengembangan Senjata Penghancur Laser Inggris Tertunda Karena Protes Pihak Industri August 7, 2016 at 04:47PM http://youtu.be/scUeTLVd9GE Pengembangan Senjata Penghancur Laser Inggris Tertunda Karena Protes Pihak Industri. LONDON – Pengumuman pemberian kontrak kepada MBDA untuk membangun senjata energi laser bagi Kementerian Pertahanan Inggris telah tertunda oleh protes yang diajukan oleh salah satu peserta tender yang kalah. Thales UK mengajukan protes setelah pembuat rudal MBDA terpilih pada pertengahan Juli setelah kontrak disiapkan untuk kompetisi dengan Ilmu Pertahanan dan Laboratorium Teknologi (DSTL), menurut sebuah sumber yang dekat dengan program. Alasan dasar dari protes tersebut saat ini belum diketahui. DSTL menolak untuk mengomentari apakah MBDA telah dipilih atau apakah keputusan itu mengakibatkan protes. “Kami masih dalam proses finalisasi kontrak. Untuk alasan kerahasiaan komersial kita tidak membahas rincian dari setiap diskusi dengan peserta tender”, kata juru bicara DSTL. Baik MBDA maupun Thales UK menolak berkomentar. Thales UK mengambil keuntungan dari hukum pengadaan Eropa, yang memerlukan waktu 10 hari masa tenggang antara saat Kementerian Pertahanan menginformasikan memutuskan memberikan kontrak dan ketika kesimpulan akhir dari kontrak diumumkan, selama waktu tersebut pemasok yang kalah dapat menentang keputusan. Beberapa persyaratan pengadaan bebas dari hukum. Defense News melaporkan bahwa pada 10 Juli 2016 MBDA telah dipilih dan akan dikukuhkan sebagai pemenang dalam beberapa hari kemudian, apabila tidak ada protes dari perusahaan saingan. MBDA memimpin konsorsium perusahaan yang dikenal sebagai Dragonfire. BAE Systems, Leonardo-Finmeccanica, Marshall Defence Aerospace, dan Qinetiq juga berada di antara anggota konsorsium tersebut. Sebuah tim Babcock-Raytheon, Lockheed Martin, Rheinmetall, dan Thales UK diduga sebagai rival penawar yang sama-sama berlomba untuk membangun laser, senjata daya tinggi sebagai bagian dari proyek kemampuan senjata energi laser DSTL ini. Pada bulan Mei 2016, eksekutif Raytheon mengatakan Inggris bisa melakukan uji coba darat senjata ini paling cepat 2018. Admiral George Zambellas, kepala Angkatan Laut Kerajaan Inggris, mengatakan kepada peserta pameran senjata DSEI di London tahun lalu bahwa layanan direncanakan untuk menguji prototipe di atas kapal perang pada akhir dekade ini. Uji-coba ini pada akhirnya bisa digunakan pada Royal Navy dan layanan lainnya. Sementara, AS telah mengirimkan pengangkut amfibi, Ponce ke Teluk Arab pada tahun 2014 dengan laser yang mampu menjatuhkan drone dan kapal permukaan kecil. Jerman juga telah berinvestasi pada teknologi ini dengan kerjasama Rheinmetall dan MBDA Deutschland, telah berhasil melakukan pengujian sistem laser berbasis darat. Eksekutif industri di Inggris mengatakan program demonstran laser merupakan bagian dari upaya mengejar ketertinggalan Inggris dibidang senjata laser yang telah diabaikan pemerintah selama lebih dari satu dekade setelah berhasil mengembangkan kemampuan laser untuk kapal perang pada tahun 1982. Dokumen tender DSTL memberi nilai kontrak di kisaran 20 – 100 juta euro (27 – 133 juta dolar AS). Kurangnya pendanaan diberitahukan pihak Thales Inggris kepada wartawan saat briefing pada 2013 dimana Thales Inggris mencari investasi dari luar untuk melanjutkan pekerjaan jangka panjang tersebut.
Anonymous
Anonymous

This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.

No comments:

Post a Comment