Komnas HAM Kecam Pernyataan Sultan terkait separatis di Yogyakarta
In: militer indonesia, video militer Friday, July 22, 2016 By: Anonymous
Komnas HAM Kecam Pernyataan Sultan terkait separatis di Yogyakarta July 22, 2016 at 09:50PM http://youtu.be/8Fxt9cnZgks Komnas HAM Kecam Pernyataan Sultan terkait separatis di Yogyakarta. Statement “panas” Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang menyatakan tidak ruang buat Separatis di Yogyakarta, memantik reaksi keras dari Komnas HAM. yang mengatakan tidak boleh ada separatis di Yogyakarta. Menurut Natalius Pigai, pernyataan tersebut merupakan multi tafsir mengingat diucapkan oleh Sultan yang juga merupakan seorang raja. Pernyataan Sultan Hamengku Buwono X itu dikeluarkan Sultan pada 19 Juli 2016 di Kepatihan menanggapi aksi sejumlah mahasiswa Papua di Yogyakarta yang menggelar dukungan atas United Liberation Movement For West Papua (ULMWP). Para mahasiswa Papua itu mendorong ULMWP menjadi anggota Melanesian Spearhead Group (MSG). Natalius Pigai menjelaskan Sultan HB X itu memiliki tiga kedudukan. Kedudukan tersebut ialah sebagai Gubernur, sebagai tokoh nasional, dan sebagai raja Ngayogyakarta Hadiningrat. Menurut Natalius Pigai, pernyataan Sultan yang mengatakan ‘Jangan Ada Separatis di Yogyakarta’ tersebut bisa dimaknai oleh rakyat Yogyakarta sebagai sabda dari seorang sultan sebagai raja Kraton. Dengan adanya pernyataan multitafsir yang sudah tersebar di masyarakat Yogyakarta, maka menimbulkan ancaman pada mahasiswa Papua di Jogja. Hal itu juga mengancam kehidupan keberagamaan di Yogyakarta. “Itu sangat berbahaya. dalam konteks budaya Jawa, itu pengusiran secara halus, bahwa orang Papua tak boleh di Jogja,” kata Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai saat ditemui di Asrama Papua Kamasan sesaat sebelum bertolak ke Kepatihan Yogyakarta untuk menemui Sultan, Rabu, 20 Juli 2016. Mengingat kedudukan Sultan tak hanya sebagai kepala pemerintahan, melainkan juga tokoh nasional dan Raja Jawa. Dan sebagai raja, lanjut Pigai, pernyataan Sultan akan diikuti semua rakyatnya. “Itu penyataan chauvinist pimpinan besar negara. Itu tidak boleh,” kata Pigai sembari mengingatkan adanya jaminan hukum dalam berekspresi dan menyatakan pendapat. Selain ingin menanyakan ihwal maksud pernyataan Sultan, Pigai juga ingin meminta keterangan soal peran pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada para mahasiswa Papua di Yogyakarta. Juru bicara Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat (PRPPB) Roy Karoba pun menyesalkan pernyataan Sultan. “Itu menyulitkan kami di sini. Seolah label separatis itu melekat pada orang Papua,” kata Roy saat ditemui di Asrama Papua “Kamasan”. Dia pun meminta Sultan menyampaikan secara tegas maksud dari pernyataannya soal tak boleh ada separatis di Yogyakarta itu. “Kalau benar itu pengusiran, kami akan angkat kaki dari Jogja,” kata Roy. Sultan membantah maksud pernyataannya adalah tidak memperbolehkan mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta. Menurut Sultan, aspirasi untuk menentukan nasib sendiri yang dilakukan mahasiswa Papua boleh dilakukan, asalkan tidak disampaikan kepada publik. “Kalau di asrama, silakan. Kalau disampaikan ke publik, di tempat lain sana, tidak di Jogja,” kata Sultan di Kepatihan, Rabu, 20 Juli 2016. Alasannya, masyarakat Yogyakarta itu untuk Indonesia, bukan Yogyakarta memberi ruang bagi separatis untuk memisahkan diri dari Indonesia. “Itu prinsip. Beberapa kali sudah terjadi dan sudah saya ingatkan. Saya tidak mau Yogyakarta menjadi tempat untuk aspirasi lain,” kata Sultan. Menurut Natalius, semestinya gubernur DIY sebagai pemerintahan memastikan perlindungan warganya akan penegakan HAM. Pemerintah tidak bisa melarang pendapat, pikiran dan perasaan seseorang. “Pemerintah tidak bisa melarang pendapat pikiran dan perasaan seseorang, meskipun pendapat itu bertentangan dengan pendapat umum, misalkan soal PKI, terorisme, dll,” ujarnya. Untuk itu Natalius Pigai meminta Gubernur DIY mengklarifikasi pernyataannya tersebut. Itu dilakukan untuk menjaga keberagaman kehidupan di Yogyakarta. “Untuk itu semestinya gubernur harus mengklarifikasi ucapannya,” ungkap Natalius Pigai.
Label:
militer indonesia,
video militer
Anonymous
This is a short biography of the post author. Maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec vitae sapien ut libero venenatis faucibus nullam quis ante maecenas nec odio et ante tincidunt tempus donec.
you may also like
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Once famous as the Galaxy Mini Android smartphone Samsung's low-end, Samsung is now trying to release a low-end smartphone that ca...
-
Ada ISIS di Balik Serangan Nice! Dan Dibalik ISIS Ada Siapa? July 17, 2016 at 08:48PM http://youtu.be/SNFi3on-rYo Ada ISIS di Balik Seranga...
-
Harga Spesifikasi Review Samsung I5503 Galaxy 5. Samsung is now back again with new Android mobile phone, the Samsung I5503 or better known ...
-
On dual SIM mobile phone to market medium class is currently selling like hotcakes, and are usually dominated by local mobile phone. Howeve...
-
The Verizon Galaxy Nexus Android 4.2 Jelly Bean update, which started rolling out in phases yesterday, has emerged for more users today, ...
-
Hardware, Differences Between iPad iPad 3G and Wi-Fi From the physical characteristics of both the output of Apple products at a glance, it...
-
PDI-P Terkejut Jokowi Tunjuk Tito Karnavian Jadi Calon Kapolri June 18, 2016 at 11:12AM http://youtu.be/XcvuVOifHXk PDI-P Terkejut Jokowi T...
-
Mampukah Sukhoi SU 35 Rusia Menjadi Pesawat Tempur Yang Lebih Baik Dari F 15 Amerika August 16, 2016 at 07:09AM http://youtu.be/cManDcyReA4...
-
Displaying Prices, Specifications, and Product Reviews Huawei’s Ideos S7. Over there in Europe, there’s a little show going on right no...
No comments:
Post a Comment